Faktor Faktor di balik Kesuksesan Spanyol
Empat gol Spanyol ke gawang Italia menjadi bukti terakhir yang mengatakan bahwa generasi emas mereka begitu digdaya dalam dunia sepakbola.
Apalagi, Italia adalah tim yang mengalahkan kandidat kuat juara Euro 2012 di semifinal dan medapatkan pujian dari seantero jagad.
Meski menuai kritikan dari berbagai pihak yang menilai gaya permainan yang membosankan, pelatih Spanyol, Vicente del Bosque membuat para kritikus menelan kembali kata-katanya dengan performa gemilang yang mereka tampilkan di final.
Berikut adalah enam pelajaran yang Spanyol berikan kepada kita.
1. Sepakbola Adalah Filosofi
Tiki-taka, umpan dan bergerak maju, total football adalah tiga dari filosofi sepakbola yang paling terkenal. Yang disebut paling awal adalah yang dikembangkan hingga nyaris sempurna oleh Spanyol.
Spanyol patut mengucapkan terima kasih kepada Pep Guardiola atas jasanya mengembangkan teknik tiki-taka selama melatih Barcelona.
Filosofi ini mengangkat Barcelona ke level yang lebih tinggi, menjadikan mereka raksasa sepakbola yang sangat susah untuk dikalahkan.
Inti dari filosofi ini adalah kekompakan tim dan diperlukan lebih dari sebuah tim untuk mengaplikasikan gaya bermain ini. Timnas Spanyol adalah sebuah keluarga.
Juara tiga kali beruntun di turnamen antar negara menjadi bukti bahwa sepakbola internasional berkaitan erat dengan filosofi.
2. Diperlukan Liga Dan Pelatihan Sejak Dini Yang Mendukung Filosofi Sebuah Tim
Memiliki filosofi di level nasional dan klub tidaklah cukup.
Untuk memahami pencapaian Spanyol memerlukan sebuah kerangka dari sistem sepakbola. Dalam hal ini, melatih para pemain dengan filosofi yang dimaksud sejak masih kecil menjadi peran yang sangat penting.
Contoh, Barcelona dengan Akademi La Masia-nya. Begitu pula dengan pengembangan para pemain. Di Spanyol, tim cadangan sebuah klub tidak bermain sendiri tanpa struktur yang jelas seperti di Inggris. Tim cadangan di Spanyol diberi kesempatan untuk berlaga di liga di bawah Liga Utama Spanyol. Para pemain Barcelona B dan Real Madrid Castilla (tim cadangan Real Madrid) punya kesempatan mengembangkan diri dengan berlaga di Segunda Division (divisi dua Liga Spanyol).
Jerman adalah negara yang meniru format ini dan buktinya bisa kita lihat sendiri meskipun masih kalah jauh daripada Spanyol.
3. Sepakbola Internasional Se-Level Dengan Persaingan Antar Klub
Piala Eropa 2012 membuktikan bahwa kompetisi internasional sama menariknya dengan turnamen antar klub-klub besar. Bahkan, banyak pelatih yang meniru taktik permainan sebuah klub, terutama klub yang berlaga di Liga Champions.
Roy Hodgson dengan taktik 'Parkir Bis' ala Chelsea, Paulo Bento berhasil mengaplikasikan serangan balik yang mengerikan dalam timnas Portugal dan Joachim Loew yang sering bongkar-pasang pemain.
Yang lebih menarik lagi, persaingan abadi antar klub bisa ditransformasikan menjadi satu kekuatan hebat ketika pemain-pemain itu dikumpulkan untuk mengenakan satu jersey.
Pemain Real Madrid dan Barcelona seringkali bertemu dalam laga panas, El Clasico. Dan ketika beberapa pemain dari kedua tim ini digabung menjadi La Furia Roja, hasilnya sungguh mengesankan.
4. Sebuah Tim!
Tim yang hanya mengandalkan kekuatan pada satu pemain cenderung bermain bagus di awal, namun seringkali gugur sebelum mencapai puncak. Cristiano Ronaldo telah membuktikannya di Piala Eropa kali ini.
Dominasi pemain Barca dan Madrid sangat terasa dalam tubuh timnas Spanyol, tetapi mereka adalah para pemain yang bisa mengesampingkan rivalitas mereka dan bersatu demi tujuan yang sama.
Dan tidak tampak raut kekecewaan dari wajah Fernando Llorente, Juan Mata, Victor Valdes ataupun Pepe Reina walaupun mereka jarang, bahkan sama sekali tidak dimainkan di Euro 2012. Mereka lebih mementingkan kebersamaan dan kerjasama demi mengharumkan nama Spanyol.
5. Gaya Permainan, Tekad dan Kesuksesan Bisa Muncul Bersamaan
Barcelona mengubah pemahaman bahwa dalam sepakbola, kunci sukses tidak hanya terpaut pada pragmatisme saja, namun bisa muncul bersamaan dengan disatukannya gaya permainan, tekad dan Kesuksesan.
Dan paham inilah yang diaplikasikan dalam timnas Spanyol. Pola 4-6-0 menjadi terkenal setelah dipakai oleh La Furia Roja selama Piala Eropa berlangsung. Taktik ini mungkin memunculkan pemikiran bahwa Spanyol memasang terlalu banyak pemain depan.
Perlu diingat pula bahwa dengan terlalu banyak penyerang, Spanyol memenangkan tiga kejuaraan berturut-turut.
6. Generasi Emas Spanyol
Dari kelima poin diatas, yang harus diperhatikan adalah ini: Spanyol ditakdirkan untuk berjaya dalam dunia sepakbola.
Kita perlu mengubah perkataan Gary Lineker yang pernah bilang, "Sepakbola adalah permainan yang mudah. 22 orang mengejar bola selama 90 menit dan di akhir cerita, Jerman yang menang."
Sudah saatnya bagi kita untuk mengganti kata Jerman dengan Spanyol.
Dan peran kita adalah menikmati apa yang ditampilkan oleh La Furia Roja, berharap dominasi mereka berlanjut dan berharap semoga generasi emas seperti ini muncul kembali dalam periode waktu yang cukup lama.
*Sumber
Baca Artikel Lainnya :
Empat gol Spanyol ke gawang Italia menjadi bukti terakhir yang mengatakan bahwa generasi emas mereka begitu digdaya dalam dunia sepakbola.
Apalagi, Italia adalah tim yang mengalahkan kandidat kuat juara Euro 2012 di semifinal dan medapatkan pujian dari seantero jagad.
Meski menuai kritikan dari berbagai pihak yang menilai gaya permainan yang membosankan, pelatih Spanyol, Vicente del Bosque membuat para kritikus menelan kembali kata-katanya dengan performa gemilang yang mereka tampilkan di final.
Berikut adalah enam pelajaran yang Spanyol berikan kepada kita.
1. Sepakbola Adalah Filosofi
Tiki-taka, umpan dan bergerak maju, total football adalah tiga dari filosofi sepakbola yang paling terkenal. Yang disebut paling awal adalah yang dikembangkan hingga nyaris sempurna oleh Spanyol.
Spanyol patut mengucapkan terima kasih kepada Pep Guardiola atas jasanya mengembangkan teknik tiki-taka selama melatih Barcelona.
Filosofi ini mengangkat Barcelona ke level yang lebih tinggi, menjadikan mereka raksasa sepakbola yang sangat susah untuk dikalahkan.
Inti dari filosofi ini adalah kekompakan tim dan diperlukan lebih dari sebuah tim untuk mengaplikasikan gaya bermain ini. Timnas Spanyol adalah sebuah keluarga.
Juara tiga kali beruntun di turnamen antar negara menjadi bukti bahwa sepakbola internasional berkaitan erat dengan filosofi.
2. Diperlukan Liga Dan Pelatihan Sejak Dini Yang Mendukung Filosofi Sebuah Tim
Memiliki filosofi di level nasional dan klub tidaklah cukup.
Untuk memahami pencapaian Spanyol memerlukan sebuah kerangka dari sistem sepakbola. Dalam hal ini, melatih para pemain dengan filosofi yang dimaksud sejak masih kecil menjadi peran yang sangat penting.
Contoh, Barcelona dengan Akademi La Masia-nya. Begitu pula dengan pengembangan para pemain. Di Spanyol, tim cadangan sebuah klub tidak bermain sendiri tanpa struktur yang jelas seperti di Inggris. Tim cadangan di Spanyol diberi kesempatan untuk berlaga di liga di bawah Liga Utama Spanyol. Para pemain Barcelona B dan Real Madrid Castilla (tim cadangan Real Madrid) punya kesempatan mengembangkan diri dengan berlaga di Segunda Division (divisi dua Liga Spanyol).
Jerman adalah negara yang meniru format ini dan buktinya bisa kita lihat sendiri meskipun masih kalah jauh daripada Spanyol.
3. Sepakbola Internasional Se-Level Dengan Persaingan Antar Klub
Piala Eropa 2012 membuktikan bahwa kompetisi internasional sama menariknya dengan turnamen antar klub-klub besar. Bahkan, banyak pelatih yang meniru taktik permainan sebuah klub, terutama klub yang berlaga di Liga Champions.
Roy Hodgson dengan taktik 'Parkir Bis' ala Chelsea, Paulo Bento berhasil mengaplikasikan serangan balik yang mengerikan dalam timnas Portugal dan Joachim Loew yang sering bongkar-pasang pemain.
Yang lebih menarik lagi, persaingan abadi antar klub bisa ditransformasikan menjadi satu kekuatan hebat ketika pemain-pemain itu dikumpulkan untuk mengenakan satu jersey.
Pemain Real Madrid dan Barcelona seringkali bertemu dalam laga panas, El Clasico. Dan ketika beberapa pemain dari kedua tim ini digabung menjadi La Furia Roja, hasilnya sungguh mengesankan.
4. Sebuah Tim!
Tim yang hanya mengandalkan kekuatan pada satu pemain cenderung bermain bagus di awal, namun seringkali gugur sebelum mencapai puncak. Cristiano Ronaldo telah membuktikannya di Piala Eropa kali ini.
Dominasi pemain Barca dan Madrid sangat terasa dalam tubuh timnas Spanyol, tetapi mereka adalah para pemain yang bisa mengesampingkan rivalitas mereka dan bersatu demi tujuan yang sama.
Dan tidak tampak raut kekecewaan dari wajah Fernando Llorente, Juan Mata, Victor Valdes ataupun Pepe Reina walaupun mereka jarang, bahkan sama sekali tidak dimainkan di Euro 2012. Mereka lebih mementingkan kebersamaan dan kerjasama demi mengharumkan nama Spanyol.
5. Gaya Permainan, Tekad dan Kesuksesan Bisa Muncul Bersamaan
Barcelona mengubah pemahaman bahwa dalam sepakbola, kunci sukses tidak hanya terpaut pada pragmatisme saja, namun bisa muncul bersamaan dengan disatukannya gaya permainan, tekad dan Kesuksesan.
Dan paham inilah yang diaplikasikan dalam timnas Spanyol. Pola 4-6-0 menjadi terkenal setelah dipakai oleh La Furia Roja selama Piala Eropa berlangsung. Taktik ini mungkin memunculkan pemikiran bahwa Spanyol memasang terlalu banyak pemain depan.
Perlu diingat pula bahwa dengan terlalu banyak penyerang, Spanyol memenangkan tiga kejuaraan berturut-turut.
6. Generasi Emas Spanyol
Dari kelima poin diatas, yang harus diperhatikan adalah ini: Spanyol ditakdirkan untuk berjaya dalam dunia sepakbola.
Kita perlu mengubah perkataan Gary Lineker yang pernah bilang, "Sepakbola adalah permainan yang mudah. 22 orang mengejar bola selama 90 menit dan di akhir cerita, Jerman yang menang."
Sudah saatnya bagi kita untuk mengganti kata Jerman dengan Spanyol.
Dan peran kita adalah menikmati apa yang ditampilkan oleh La Furia Roja, berharap dominasi mereka berlanjut dan berharap semoga generasi emas seperti ini muncul kembali dalam periode waktu yang cukup lama.
*Sumber
Baca Artikel Lainnya :
Komentar
Posting Komentar